Monday 15 November 2010

Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Bahan Alam

Pembuatan Simplisia dan Ekstrak Bahan Alam

Tujuan:
1. Mempelajari cara pembuatan simplisia
2. Mempelajari cara mengekstrasi bahan alam

Teori:
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan, pengeringan atau perubahan apapun dari perubahan kimiawi dan fisikanya dan kebanyakan berwujud krim. Simplisia bisa berasal dari bahan hewani, nabati dan juga pelikan. Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan.
Ekstrasi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapar mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa harus melarutkan material lainnya. Ekstrasi merupakan proses pemisahan suatu bahan dari campurannya, ekstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ekstrasi menggunakan pelarut didasarkan kelarutan komponen terhadap komponen lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstrasi adalah:
 Tipe persiapan sample
 Waktu ekstrasi
 Kuantitas pelarut
 Tipe pelarut

Prinsip ekstraksi :

1) Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari ada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di
dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.

Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin. Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama,cairan penyari yang digunakan lebih banyak,tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur keras seperti benzoin,tiraks,dan lilin. Metode maserasi dapat dilakukan dengan
modifikasi,seperti modifikasi maserasi melingkar,modifikasi maserasi digesti, modifikasi maserasi melingkar bertingkat, modifikasi remaserasi, modifikasi dengan mesin pengaduk, dan metode Soxhletasi.

Keuntungan metode ini adalah :
• Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap pemanasan secara langsung.
• Digunakan pelarut yang lebih sedikit.
• Pemanasannya dapat diatur.
• Kerugian dari metode ini:
• Karena pelarut didaur ulang,ekstrak yang terkumpul ada wadah di sebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
• Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
• Bila dilakukan dalam skala besar,mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi,seperti metanol atau air,karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif.

Metode ini terbatas ada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut,misalnya heksan :diklormetan =1 :1,atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan,karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

2) Prinsip Perkolasi
Metode ini terbatas ada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan: diklormetan = 1:1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah.

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat(marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel adat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien.





Alat dan Bahan

Alat:
1. Batang pengaduk
2. Neraca analitis
3. Gelas ukur
4. Medium botol / Erlenmeyer
5. Pipet tetes
6. Evaporator
7. Corong saring
8. Kertas saring

Bahan:
1. Metanol sebagai pelarut
2. Sampel berupa daun mangrove

Prosedur kerja:
1. Sampel seberat 5 gram daun mangrove ditimbang
2. Sampel dicuci dengan air kran sampai bersih
3. Sampel tersebut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
4. Sampel dirajang/dicacah dengan menggunakan pisau atau blender
5. Sampel dimasukan kedalam medium botol/Erlenmeyer
6. Metanol dimasukan kedalam sampel sampai terendam lalu tutup botol/Erlenmeyer tersebut.
7. Kemudian direndam hingga 24 jam
8. Sampel disaring dan diganti dengan metanol baru diaduk sekali-kali
9. Cairan hasil rendaman diuapkan menggunakan evaporator
10. Ekstrak dihasilkan

Hasil dan Pembahasan

Hasil setelah sampel 5 gram daun mangrove + 20 ml metanol disaring :
 Larutan menjadi 17,6 ml
 Berwarna Hijau pekat
 Beraroma seperti tembakau

Pembahasan:
Setelah 5 gram daun mangrove yang sudah dihaluskan dan ditambahkan 20 ml metanol kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring menghasilkan larutan dengan berat 17,6 ml dan berat ini lebih sedikit dari berat metanol yang ditambahkan sebelumnya yaitu seberat 20 ml dikarenakan mungkin adanya beberapa faktor di saat penyaringan. Dan juga dari hasil penyaringan tersebut dihasilkan pula Larutan berwarna hijau pekat yang di sebabkan oleh faktor pewarna dari daun mangrove tersebut yang berwarna hijau. Larutan tersebut juga memiliki aroma seperti aroma tembakau mungkin dikarenakan dari sampel daun mangrove tersebut yang mirip atau sejenis dengan tanaman tembakau.

Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan atau praktikum pembuatan simplisia dan bahan ekstrak alam ini adalah sampel daun mangrove yang telah dicampurkan dengan metanol kemudian melalui proses penyaringan itu bisa disebut sebagai simplisia dan bahan ekstrak alami sebagai hasilnya dari percobaan ini bisa di jadikan sebagai bahan obat alami.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. H Dhahiyat, Yayat Drs., MS; Bachtiar, Eri S.Si., M.Si; Mulyani, Yeni S.Si., M.Si. 2010. Penuntun Praktikum Farmakologi Laut. Bandung: Universitas Padjadjaran

No comments:

Post a Comment