Monday 15 November 2010

Pengujian Komponen Farmaka Dalam Simplisia

Pengujian Komponen Farmaka Dalam Simplisia

Tujuan:
1. Mengetahui jenis-jenis pengujian komponen farmaka
2. Mempelajari cara pengujian farmaka dalam simplisia

Teori:
Simplisia adalah bahan baku alamiah yang digunakan untuk membuat ramuan obat tradisional yang belum mengalami pengolahan, pengeringan atau perubahan apapun dari perubahan kimiawi dan fisikanya dan kebanyakan berwujud krim. Simplisia bisa berasal dari bahan hewani, nabati dan juga pelikan. Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan.


Alat dan Bahan

Alat:
1. Tabung Reaksi
2. Neraca analitis
3. Bunsen
4. Gelas ukur
5. Penjepit
6. Saringan
7. Pipet tetes
8. Kertas saring

Bahan:
1. Pereaksi Meyer ( kl + Hgcl2 )
2. Pereaksi Lieberman Burchard ( H2SO4 + asam asetat )
3. Amonia 10%
4. HCl 1N
5. CHCl3
6. HCl 2%
7. FeCl3

Prosedur Kerja:
Uji Alkoloid:
1. 4gr sampel berupa daun mangrove dipotong halus
2. Sampel digerus dengan lumpang dengan bantuan pasir yang bersih
3. Sampel dibasahi dengan 10ml kloroform
4. Kemudian ditambah dengan 10ml kloroform amoniak 0,05 M
5. Ditambah 0,5ml / 10 tetes asam sulfat 2N kemudian dikocok
6. Setelah keluar dua lapisan, lapisan asam sulfat diambil
7. Kemudian dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan 1 tetes pereaksi meyer
8. Diamati bentuk dan warna endapan
Uji Flavonoid:
1. 4gr sampel segar dirajang halus dan dididihkan dengan 25 ml etanol selama 15 menit
2. Sampel disaring dalam keadaan panas
3. Pelarut diuapkan sampai kering
4. Kemudian ditambahkan klorofoorm dan air suling (1:1) sebanyak 5 ml
5. Dikocok dan dibiarkan sejenak
6. Terbentuknya dua kloroform air, sebagian diambil dan dipindahkan dengan pipet kedalam tabung reaksi
7. Dimasukan bubuk kalsium dan beberapa tetes asam klorida pekat dan akil alkohol
8. Warna diamati

Uji Senyawa Fenolik:
1. Lapisan air dari uji flavonoid dimasukan kedalam plat tetes
2. Ditambahkan pereaksi FeCl3 1%
3. Warna yang terbentuk diamati

Uji Triterpenoid dan Steroid:
1. Lapisan kloroform dari uji flavonoid diambil sedikit kemudian dimasukan kedalam plet tetes
2. Dibiarkan sampai kering
3. Ditambahkan 1 tetes asam asetat anhidrida dan satu asam sulfat pekat
4. Warna yang terbentuk diamati

Uji Saponin:
1. 5 gram sampel dididihkan dalam 100ml air selama 5 menit
2. Sampel disaring dalam keadaan panas
3. Kemudian larutan diambil sebanyak 10 ml
4. Larutan dikocok secara vertikal selama 10 detik
5. Terbentuknya busa diamati

Hasil dan Pembahasan

Hasil:
Pengujian Warna Dan Busa Hasil
Uji Alkoloid Kuning Negatif ( - )
Uji Flavonoid Orange Positif ( + )
Uji Senyawa Fenolik Hijau Negatif ( - )
Uji Triterpenoid dan Steroid Merah Triterpenoid ( + ) lemah, Steroid ( - )
Uji Saponin Busa Hilang Negatif ( - )

Pembahasan:
Pada uji alkoloid sampel mangrove bersifat negatif itu berarti sampel tidak mengandung alkoloid dan mungkin disebabkan pada waktu praktikum pada uji alkoloid ini terlalu banyak meneteskan pereaksi meyernya. Pada uji flavonoid sampel bersifat positif mengandung flovonoid. Pada uji senyawa fenolik sampel bersifat negetif dan berwarna hijau yang menyebabkan sampel itu mengandung senyawa fenolik. Pada uji triterpenoid dan Steroid sampel bersifat positif lemah pada kandungan triterpenoid dan bersifat negatif pada steroid yang menyebabkan sampel jadi berwarna merah. Dan Terakhir pada uji saponin sampel mengelurkan busa kemudian setelah 10 menit busa hilang kembali yang menyebabkan sampel bersifat negatif dan tidak mengandung saponin.

Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan atau praktikum pengujian komponen farmaka dalam simplisia ini adalah sampel daun mangrove positif mengandung flavonoid dan triterpenoid dan tidak mengandung alkoloid, steroid, senyawa fenolik dan saponin.

Daftar Pustaka

Prof. Dr. H Dhahiyat, Yayat Drs., MS; Bachtiar, Eri S.Si., M.Si; Mulyani, Yeni S.Si., M.Si. 2010. Penuntun Praktikum Farmakologi Laut. Bandung: Universitas Padjadjaran

No comments:

Post a Comment